Kelahiran buah hati menjadi momen membahagiakan bagi pasangan, sehingga tak heran setiap orangtua akan selalu memperhatikan perkembangan si Kecil dari hari ke hari. Karena itulah tak jarang orangtua yang merasa khawatir ketika bayi mengalami gumoh setelah menyusui. Lantas apa sebenarnya penyebab bayi sering gumoh? Apakah gumoh wajar terjadi pada bayi?
Apa Itu Gumoh?
Gumoh adalah keluarnya cairan susu dan umumnya terjadi bersamaan dengan batuk, tersedak, menangis, sendawa, ataupun ketika si Kecil menolak makanan.
Apa Penyebab Bayi Sering Gumoh?
Dalam dunia medis, gumoh disebut juga refluks atau gastroesophageal reflux. Setelah bayi selesai menyusu, cairan ASI atau susu formula ditelan melewati kerongkongan menuju lambung.
Namun sebelum lambung, terdapat cincin otot yang berada di ujung kerongkongan dan berperan sebagai gerbang masuk menuju lambung. Cincin otot tersebut dapat menutup ketika cairan sudah memasuki lambung, untuk mencegah cairan tersebut naik kembali ke kerongkongan.
Cincin otot pada bayi berusia di bawah lima bulan masih belum dapat menutup sempurna, sehingga berakibat pada air susu kembali naik ke kerongkongan. Hal inilah yang dapat menyebabkan gumoh pada si Kecil.
Namun penyebab bayi sering gumoh bukan hanya itu saja, tak jarang pula gumoh yang disebabkan oleh si Kecil yang terlalu banyak minum susu ataupun menelan udara ketika ia menyusu.
Namun orangtua tak perlu khawatir, karena intensitas gumoh akan berkurang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia si Kecil. Nantinya ketika buah hati berusia empat hingga lima bulan atau ketika bayi sudah mulai menerima MPASI, frekuensi gumoh akan berhenti dengan sendirinya.
Bagaimana Cara Tepat Mengatasi Bayi Gumoh?
Anda dapat melakukan beberapa cara di bawah ini guna mencegah gumoh pada bayi:
- Posisikan Kepala Bayi Dengan Benar
Ketika ibu menyusui si Kecil atau memberikannya makanan padat, posisikan kepala bayi lebih tegak dan pertahankan posisi tersebut kurang lebih 20 hingga 30 menit setelah si Kecil menyusui.
- Gunakan Dot yang Pas
Jika bayi menyusu dengan menggunakan dot, Anda perlu memperhatikan ukuran dot yang digunakan. Ukuran dot yang terlalu besar dapat membuat susu keluar dalam jumlah banyak, sehingga berdampak pada si Kecil yang mudah gumoh dan tersedak.
- Berikan ASI Secukupnya
Tak perlu memberikan susu dalam jumlah banyak, namun berikan ASI, susu formula, atau makanan dalam porsi sedikit namun sering. Selain itu pastikan buah hati Anda sendawa setelah menyusu.
Perbedaan Gumoh dan Muntah
Setelah membaca penjelasan mengenai gumoh pada bayi diatas, mungkin Anda bertanya-tanya apa perbedaan antara gumoh dengan muntah. Muntah umumnya baru akan dialami pada bayi berusia 2 bulan, dan tak menutup kemungkinan cairan keluar melalui hidung.
Selain itu dapat dikatakan muntah jika volume cairan melebihi 10 ml dan cairan tersembur dari perut. Hal tersebut menjadi pertanda otot dinding perut bayi berkontraksi.
Itulah penyebab bayi sering gumoh dan cara tepat mengatasinya. Semoga bermanfaat!