Ulasan ini atas pertanyaan Ibu Aulia Zahara mengenai “menaikkan limit kartu kredit”. Kami akan membaginya ke dalam 3 artikel secara bersambung. Benarkah atau bisakah limit kartu kredit dinaikkan? Misalnya pertama kali kartu kredit kita disetujui bersama limit katakanlah Rp 3 juta atau Rp 10 juta. Nah, bisakah limit selanjutnya dinaikkan jadi Rp 15 juta, Rp 50 juta, Rp 100 juta atau kemungkinan Rp 1 milyar? Kalau bisa, aspek apa saja yang mempengaruhi kenaikan limit dan apa saja syarat yang wajib kita penuhi? Berapa lama jangka kala tercepat? Berikut ini kita cobalah mengupasnya untuk kita semua terlebih Ibu Aulia Zahara.
Limit Kartu Kredit Untuk Pertama Kali
Setiap orang dikala pertama kali terima kartu kredit, tentu berbeda-beda pagu kreditnya. Ada yang cuma Rp 3 juta, ada yang Rp 6 juta, ada yang Rp 10 juta dan ada juga yang Rp 150 juta. Meski satu orang bekerja di jabatan yang mirip bersama gaji yang sama, selamanya saja ada kemungkinan kredit limitnya berbeda.
Bank mempunyai pertimbangan tersendiri dalam memberi tambahan atau memilih pagu kredit kepada seorang nasabah. Ada banyak aspek seperti besarnya tanggungan hidup, standing rumah, besarnya gaji, lama kerja, kepemilikan kartu kredit sebelumnya, kredit konsumtif lain yang tengah dimiliki, dsb.
Seiring kala terjadi andaikan sehabis 6 bulan pemakaian, tiba-tiba bisa saja kita mendapati bahwa limit kartu kredit kita udah dinaikkan. Yang dulunya cuma Rp 3 juta sekarang udah jadi Rp 4 juta atau yang dulunya Rp 10 juta bertambah jadi Rp 13 juta, dst.
Ada yang dihubungi petugas bank untuk memberitahukan kenaikan limit ini, tetapi ada juga yang tidak tetapi segera tercantum jelas di billing tagihan yang ada. Sungguh menarik bukan? Sebelum kita mempelajari faktor-faktor atau teknik tingkatkan limit Gestun Kartu Kredit , pertanyaan yang wajib kita cari jawabannya cuma satu: mengapa bank rela tingkatkan limit kartu kredit seseorang? Inilah yang wajib kita pahami berasal dari awal.
Alasan Bank Menaikkan Limit Kartu Kredit
Di luar alasan klise – aspek ekonomi dan perbankan -, alasan utama bank tingkatkan limit kartu kredit seseorang sesungguhnya adalah karena: nasabah selanjutnya beruntung bank. Jelas wajib menguntungkan. Bankir jauh lebih pandai berasal dari kita. Kalau tidak pandai tentu tidak ada kasus seperti BLBI berjilid, Bapindo, Century atau yang lebih gila Lehman Brothers di AS. Lho kok bisa si nasabah beruntung bank? Ya jelas bisa. Apakah sebab nasabah selanjutnya kerap nyicil, kena cost bunga, cost keterlambatan pembayaran (late charge), dsb? Bisa ya bisa juga tidak!
Kita jangan berpikir buruk dan negatif dulu. Kartu kredit diciptakan bersama tujuan yang mulia. Jika masih ada yang bingung histori kartu kredit dan asal muasalnya, ada baiknya pahami artikel panjang lebar yang udah kita tulis. Silakan meluncur ke halaman ini. Jadi bank tidak serta merta menjebak kita bersama semua cost kartu kredit yang ada.
Meski kita udah cerdas memanfaatkan kartu kredit yakni selamanya membayar penuh (full payment) tiap-tiap tagihan datang, selamanya saja bank udah menyita untung. Bank menyita beruntung bukan ke pemegang kartu tetapi lebih ke merchant. Dengan menyimpan sebuah mesin gesek (EDC = Electronic Data Capturing) di sebuah toko, bank udah menyita fee sekian persen berasal dari transaksi kartu kredit yang terjadi di mesin EDC tersebut. Besarnya fee ini tentu berbeda-beda bagi tiap-tiap bank.
Namun umumnya kemungkinan 1% – 1,5%. Jadi jikalau dalam satu hari omset toko selanjutnya katakanlah Rp 10 juta dan fee atas mesin EDC selanjutnya adalah Rp 1,5%, maka bank udah menyita beruntung kurang lebih Rp 150.000. Kalikan 12 bulan maka dalam setahun meraih beruntung Rp 450.000. Kalikan ulang andaikan ada 10.000 unit mesin EDC di semua kota di Indonesia. Berapa yang diraih bank tersebut? Yup, Anda benar! Rp 4,5 milyar. Wow! Sekarang kita jelas alasannya mengapa bankir begitu gencar untuk terjun menguasai usaha kartu kredit ini.
Dengan jelas perihal di atas, sekarang kita bisa jelas mengapa kartu kredit Carrefour begitu antusias diperebutkan bank-bank yang ada di Indonesia. Dulunya kartu kredit Carrefour dipegang oleh lembaga keuangan non-bank yakni GE, sesudah itu berganti ke BCA yang terhadap pada akhirnya jatuh ulang ke tangan Bank Mega. Diperebutkan sedemikan rupa sebab sesungguhnya sumber keuntungan. Bisa Anda bayangkan berapa omset gerai Carrefour katakanlah seperti yang ada di Cempaka Mas – Jakarta, Plaza Medan – Medan atau kemungkinan Carrefour Rungkut – Surabaya? Jika satu hari sebuah gerai Carrefour omsetnya Rp 1 milyar, maka sehari bank mengantongi kurang lebih Rp 15 juta.
Kalikan saja 30 hari maka sebulan mengantongi keuntungan Rp 450 juta. Kalikan saja 12 bulan maka setahun mengantongi Rp 5,4 milyar. Itu bersama catatan cuma untuk 1 gerai dan omsetnya cuma Rp 1 milyar per hari. Padahal kita jelas sendiri sebuah gerai Carrefour yang strategis bisa meraih omset di atas Rp 5 milyar per hari lebih-lebih lebih. Dikunjungi 2.000 pengunjung bersama berbelanja sedikitnya Rp 1 juta saja udah lebih berasal dari Rp 2 milyar. Luar biasa!
Namun kita jangan menelan air ludah dulu. Gambaran yang kita berikan di atas sekedar uraian kasar sebab fee yang dikenakan tentu tidak 1,5% sebab Carrefour tentu tidak mau. Pasti di bawah 1%. Ada bargaining-nya tersendiri yang cuma diketahui oleh manajemen Carrefour dan orang dalam Bank Mega.
Pasti ada deal-deal tertentu. Belum ulang dilengkapi bersama program diskon membeli memanfaatkan kartu kredit Carrefour, dsb. Satu perihal yang pasti, siapa yang menguasai Carrefour tentu menguntungkan. Inilah alasannya mengapa Citibank mengusai Group Hero bersama menerbitkan kartu kredit Giant atau mengapa Mandiri ngotot menguasai Hypermart, dsb.
Oke, sekarang Anda udah memadai jelas banyak hal. Pertanyaannya sekarang: lantas apa keuntungan si pemilik toko atau si Carrefour bersama terima pembayaran kartu kredit? Bukankah keuntungan mereka tambah mengecil sebab udah terpotong fee membuat bank? Tentu tidak Kawan! Silakan membaca dan jelas 8 faedah umum toko terima pembayaran bersama kartu kredit. Bagaimana sekarang? Apakah jikalau Anda mempunyai toko selamanya menolak terima pembayaran bersama kartu kredit? Atau masih ngotot cuma terima duwit tunai? Pilihan udah ada di depan mata.
Makin Tinggi Limit Kartu Kredit, Makin Besar Keuntungan Bank
Jika kala ini kita berbelanja maksimal katakanlah limit kartu kredit kita Rp 10 juta, tentu bank udah menyita beruntung sekian persen. Terserah kita rela berbelanja ke toko mana saja atau lebih-lebih ke luar negeri. Jika bank menyita fee 1% berasal dari tiap-tiap toko, bersama menggunakan limit Rp 10 juta otomatis kita menyumbang keuntungan membuat bank sebesar Rp 100.000.
Apalagi jikalau kita bayarnya pas kala lebih-lebih sebelum akan tanggal jatuh tempo. Bank akan lebih girang jikalau kita rela menyicil tagihan, telat membayar, membayar di bawah minimum payment supaya ada bunga dan biaya-biaya siluman lainnya.
Nah, bersama tingkatkan limit kartu kredit seorang nasabah, bank menghendaki keuntungan mereka meningkat. Bank berpikir seorang nasabah tentu akan memanfaatkan limit kartu kredit yang mereka berikan. Jadi kesimpulannya:
sebelum akan kita jelas langkah tingkatkan limit kartu kredit, kita wajib pahami dulu alasan bank tingkatkan limit kartu kredit seseorang. Dari sinilah, kita baru bisa menyita strategi, celah dan teknik untuk “memainkan” limit kartu kredit hingga meraih milyaran rupiah seperti yang banyak didengungkan orang. Benarkah limit kartu kredit bisa meraih milyaran rupiah? Bersambung ke artikel berikutnya!